Bulan Puasa Saat Tepat Untuk Detoksifikasi
Pesatnya arus modernisasi yang terjadi di perkotaan seringkali tidak mempertimbangkan penyediaan lingkungan yang sehat untuk penduduknya. Cermati saja, berapa banyak pepohonan ditebang hanya untuk membuka lahan baru untuk pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang jumlahnya kini jauh lebih banyak dibandingkan jumlah taman kota atau area penghijauan.
Meningkatnya angka kasus pencemaran di kota Jakarta tercinta ini tanpa disadari turut mengancam kesehatan jasmani penghuninya. Dari mulai asap kendaraan bermotor, limbah pabrik sampai sayuran yang diberi banyak pestisida. Coba bayangkan bila kandungan beracun tersebut masuk dan lama mengendap di dalam tubuh kita.
Maka dari itu sudah sepatutnya para penduduk kota itu lebih aware dengan program detoksifikasi pada tubuh mereka. Detoxifikasi dengan kecantikan memiliki kaitan yang erat sekali. Misalnya nih, jika penumpukan racun pada tubuh sudah berlarut-larut, maka tunggu saja akan ada saatnya di mana tubuh akan memberikan gejala, seperti kulit yang kering dan penuh kerut, wajah yang suram, kehilangan semangat, rambut rontok atau menipis dan masih banyak lagi.
Nah, Anda dapat menyimpulkan sendiri kan, bahwa pada akhirnya semua berhubungan dengan masalah kecantikan dan penampilan. Jika Anda berniat membersihkan segala racun yang telah “menetap” di tubuh Anda. Di bulan Ramadhan ini merupakan waktu yang tepat, jika Anda ingin melakukan detoksifikasi. Detoksifikasi saat berpuasa pun mempunyai manfaat ganda, yaitu tak hanya membersihkan tubuh saja, tapi juga sekalian membersihkan hati dari hal-hal yang telah mengotori batin Anda selama sebelas bulan belakangan ini.
Bersih-bersih dari Dalam Tubuh
Detoksifikasi adalah suatu proses pembersihan racun-racun atau zat buangan dari tubuh melalui pembuangan, penetralan dan proses mengatasi penyumbatan pada sistem tubuh manusia. Sesungguhnya tubuh manusia itu telah dirancang sedemikian rupa oleh Sang Maha Pencipta untuk dapat dengan otomatis menetralisasi racun yang masuk ke dalam tubuh, melalui detoksifikasi harian yang setiap hari dilakukan oleh liver atau hati. Itulah mengapa liver merupakan organ tubuh paling utama sebagai sarana terjadinya proses detoksifikasi.
Tahukah Anda bahwa sebagian besar racun yang berada dalam tubuh kita itu bersumber dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Tak hanya itu, obat-obatan yang kita gunakan baik rutin ataupun tidak rutin, lalu kontak langsung dengan lingkungan yang terkontaminasi racun juga merupakan beberapa faktor lain-lain yang menyebabkan tubuh kita ini menjadi tempat tinggal terbaik racun, virus dan semacamnya.
Makanan dan minuman merupakan asupan wajib untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari agar kita tetap bertahan hidup dan terhindar dari terjangkit penyakit. Tapi kita juga mesti berhati-hati dengan makanan dan minuman yang kita konsumsi, karena di zaman dengan ritme gaya hidup serba cepat seperti sekarang ini semakin banyak tercipta produk makanan dan minum instan yang hampir seluruhnya memakai zat pengawet yang merupakan salah satu jenis sumber toksik atau racun yang akhirnya tertimbun di dalam tubuh seseorang.
Puasa Metode Detoksifikasi
Tanpa terasa bulan Ramadhan telah kembali menghampiri kita, bulan pengendalian segala jenis hawa nafsu (nafsu makan, minum, seks dan emosi diri) ini wajib kita syukuri, karena masih sekali lagi diberi kesempatan untuk mengamalkan sebanyak-banyaknya ibadah dan perbuatan baik sebagai tabungan pahala kita.
Dari aspek nutrisi, sebenarnya puasa dapat mengurangi asupan zat-zat gizi, terutama energi sebanyak 20-30 persen. Namun jika dipandang dari kesehatan, puasa itu ternyata memberikan banyak manfaat kesehatan terhadap pelakunya. Bahkan nih di negara-negara maju, puasa seringkali diterapkan sebagai salah satu upaya terapi untuk penyembuhan berbagai penyakit, khususnya penyakit yang disebabkan oleh kelebihan makanan.
Puasa adalah salah satu metode detoksifikasi yang bersifat total dan holistik yang meliputi kegiatan fisik, emosional, dan spritual. Artinya tujuan dari pembersihan itu tak hanya sebatas fisik saja, tetapi juga meliputi pembersihan hati dan batin serta peningkatan energi pada jiwa dan pikiran. Dan hebatnya lagi dengan berpuasa kita otomatis menjadi tenang dan frekuensi gelombak otak menjadi lebih rendah, kondisi alam pikiran yang seperti ini memiliki kekuatan maha dahsyat jika Anda cerdas dalam menggunakannya. Dalam kondisi seperti tersebut di atas mengakibatkan seseorang menjadi lebih peka terhadap lingkuangan sekelilingnya dan lebih tajam dalam berpikir serta menjadi lebih kreatif.
Wah .. menyenangkan yah ternyata puasa itu, tak hanya Anda dapat menjadi sehat secara lahiriah, tetapi juga menjadi damai, tenang dan peka secara harafiah. Jadi tak ada alasan lagi dong untuk Anda bolos puasa, atau dengan sengaja membatalkan puasa sebelum waktu berbuka.
Do’s and Don’ts Saat Berpuasa
Secara fisilogis, puasa hanyalah mengubah kebiasaan makan normalnya, jika biasanya Anda makan tiga kali sehari, maka di bulan puasa ini, aktivitas makan dialihkan menjadi sehari 2 kali yaitu saat sahur dan buka puasa.
So, bagi Anda yang sedang menjalankan ibadah puasa saat ini, berikut beberapa tips yang pastinya akan menjaga Anda agar senantiasa segar plus berenergi selama berpuasa.
1. Perbanyak konsumsi makanan yang kaya serat saat sahur
Makanan berserat akan sangat membantu program detoks Anda selama bulan Ramadhan ini. Apa sebab? Karena makanan berserat akan memperlancar proses pengurasan racun dalam tubuh. Tak hanya itu, makanan berserat juga ampuh dalam mengurangi konsentrasi radikal bebas dalam tubuh, hingga sel-sel tubuh menjadi lebih segar dan elastis.
2. variasikan makanan pokok
trik jitu agar kebutuhan gizi Anda tetap terpenuhi, usahakan membuat menu sepinggan (one-dish-meal) yang menyehatkan tentunya. Misalnya, Anda dapat mengkreasikan nasi goreng ayam atau mie goreng dengan menambahkan sayuran dan protein. Selain lauk pauk, pasokan protein bisa didapat dari susu. Namun jangan sekali-kali mengganti nasi dengan sumber karbohidrat lainnya setiap hari, karena Anda hanya boleh melakukannya seminggu sekali saja.
3. Perbanyak meminum air putih
Pintar-pintarlah mengatur agar selama bulan puasa ini air yang Anda konsumsi itu tetap sebanyak 8 gelas setiap harinya. Caranya antara lain adalah dengan minumlah sekitar dua gelas saat buka puasa, lalu setelah tarawih hingga menjelang tidur, minum lagi sebanyak 3-4 gelas. Nah, sahur minumlah sebanyak dua gelas lagi. Minum air tidak selalu berarti air putih semata, tetapi minum teh, susu, jus buah, koktil buah, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam jumlah air yang kita konsumsi.
4. Jangan langsung minum es
Langsung meminum air es atau minuman lain yang dingin (es cendol, es kelapa, dsb) memang sekejap memberikan efek segar bukan main setelah berjam-jam lamanya tenggorokan yang kering menahan haus. Tetapi ini merupakan kebiasaan yang salah, karena es itu dapat menekan rasa lapar. Sebaiknya minum minuman yang manis saat berbuka dan makanlah makanan ringan yang mudah dicerna. Setelah kadar gula darah berangsur-angsur kembali normal, lakukan salat maghrib. Selang setengah jam kemudian, makanlah menu lengkap secukupnya. Setelah shalat tarawih, Anda dapat makan lagi, jika masih terasa lapar.
5. Jangan makan ala “balas dendam”
Pada saat berbuka puasa Anda sebaiknya tidak langsung makan dan minum terlampau banyak. Berbuka puasa dengan makanan berat dalam jumlah banyak justru memberatkan kerja lambung yang sudah dibiarkan istirahat sekitar 12 jam.
Bahan toksik yang terbawa oleh makanan bisa bersumber dari lima hal, yaitu:
- Secara alami terdapat pada makanan itu sendiri, virus atau racun dari tempat peletakkannya.
- Akibat reaksi-reaksi kimia dari komponen pangan yang terjadi selama proses pengolahan dan penyimpanan.
- Akibat penambahan senyawa tertentu selama proses pengolahan pangan, misalnya penggunaan tambahan pangan (food additives) secara berlebih atau penggunaan senyawa kimia yang beracun.
- Akibat kontaminasi dari lingkungan yang tidak sehat, berupa kontaminasi senyawa kimia yang beracun atau mikroba penghasil racun.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.